Sabtu, 07 November 2009
Paradok Masa Kini
Kita masih mempunyai gedung yang semakin tinggi, tapi kesabaran yang semakin rendah.
Jalan yang semakin lebar, tapi sudut pandang yang semakin sempit.
Semakin banyak membelanjakan, tapi semakin sempit yang dimiliki.
Semakin banyak membeli, tapi semakin sedikit yang dinikmati.
Punya rumah yang semakin besar, tapi kehidupan rumah tangga yang semakin terpencil.
Semakin banyak tersedia kesenangan, tetapi semakin sedikit waktu untuk menikmatinya.
Semakin banyak pengetahuan, tapi semakin sedikit kebijaksanaan.
Semakin banyak para ahli, tapi justru semakin banyak pula masalah.
Semakin banyak obat, tetapi semakin sedikit ketenangan.
Kita memiliki semakin banyak barang dan kepamilikan, tapi semakin berekurang nilainya.
Kita semakin banyak berbicara, tetapi semakin sedikit mencinta, dan semakin banyak membenci.
Kita belajar untuk mencari nafkah kehidupan, tetapi gagal menemukan kehidupan.
Kita telah menambah lebih banyaktahun dalam kehidupan, tetapi gagal untuk merasakan kehidupan dalam tahun – tahun yang dijalani.
Kita telah berhasil pergi ke bulan dan kembali, tetapi punya masalah untuk pergi ke depan rumah untuk menemui tetangganya.
Punya penghasilan yang tinggi, tetapi moralitas yang semakin rendah.
Kita belajar untuk membuat udara lebih bersih, tapi kita mengotori jiwa kita sendiri.
Kita belajar untuk memisahkan atom – atom, tetapi tak sanggup memisahkan prasangka – prasangka buruk kita.
Kita mempunyai kuantitas yang berlimpah ruahtetapi kualitas yang semakin langka.
Ini adalah waktu dimana orang semakin tinggi posturnya, tapi makin pendek karakter pribadinya.
Ini adalah masa perdamaian dunia, tapi perang dalam keluarga.
Makin banyak hiburan, tapi makin sedikit rasa kebahagiaan.
Makin banyak makanan, tapi makin berkurang nutrisinya.
Ini adalah saat dimana keluarga berpenghasilan ganda, tapi perceraian dimana – mana.
Makin banyak rumah yang indah, tapi makin banyak rumah tangga yang pecah…
Jalan yang semakin lebar, tapi sudut pandang yang semakin sempit.
Semakin banyak membelanjakan, tapi semakin sempit yang dimiliki.
Semakin banyak membeli, tapi semakin sedikit yang dinikmati.
Punya rumah yang semakin besar, tapi kehidupan rumah tangga yang semakin terpencil.
Semakin banyak tersedia kesenangan, tetapi semakin sedikit waktu untuk menikmatinya.
Semakin banyak pengetahuan, tapi semakin sedikit kebijaksanaan.
Semakin banyak para ahli, tapi justru semakin banyak pula masalah.
Semakin banyak obat, tetapi semakin sedikit ketenangan.
Kita memiliki semakin banyak barang dan kepamilikan, tapi semakin berekurang nilainya.
Kita semakin banyak berbicara, tetapi semakin sedikit mencinta, dan semakin banyak membenci.
Kita belajar untuk mencari nafkah kehidupan, tetapi gagal menemukan kehidupan.
Kita telah menambah lebih banyaktahun dalam kehidupan, tetapi gagal untuk merasakan kehidupan dalam tahun – tahun yang dijalani.
Kita telah berhasil pergi ke bulan dan kembali, tetapi punya masalah untuk pergi ke depan rumah untuk menemui tetangganya.
Punya penghasilan yang tinggi, tetapi moralitas yang semakin rendah.
Kita belajar untuk membuat udara lebih bersih, tapi kita mengotori jiwa kita sendiri.
Kita belajar untuk memisahkan atom – atom, tetapi tak sanggup memisahkan prasangka – prasangka buruk kita.
Kita mempunyai kuantitas yang berlimpah ruahtetapi kualitas yang semakin langka.
Ini adalah waktu dimana orang semakin tinggi posturnya, tapi makin pendek karakter pribadinya.
Ini adalah masa perdamaian dunia, tapi perang dalam keluarga.
Makin banyak hiburan, tapi makin sedikit rasa kebahagiaan.
Makin banyak makanan, tapi makin berkurang nutrisinya.
Ini adalah saat dimana keluarga berpenghasilan ganda, tapi perceraian dimana – mana.
Makin banyak rumah yang indah, tapi makin banyak rumah tangga yang pecah…
Label: Prosa dan Puisi
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar